https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/issue/feedJurnal Keperawatan Notokusumo2024-07-16T06:58:37+00:00Prima Daniyati Kusumajkn@stikes-notokusumo.ac.idOpen Journal Systems<hr /> <table class="data" style="height: 100%; width: 100%;" width="100%" bgcolor="#E9E9E9"> <tbody> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Nama Jurnal</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong>Jurnal Keperawatan Notokusumo<br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Singkatan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><em>JKN<br /></em></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Prefix DOI</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">-</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Akreditasi</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"> Belum Terakreditasi SINTA</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">ISSN</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210928261074016">2808-1781 (Online)</a> | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1371278659">2338-4514 (Print)</a> <br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Frekuensi Terbitan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">2x Setahun (Juni & Desember)</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Biaya</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Lihat <strong><a href="http://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/AuthorFee"> APC</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Penerbit</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="http://stikes-notokusumo.ac.id/">Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusomo Yogyakarta</a></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Indexing</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan+notokusumo&btnG=">Google Scholar</a> | <a href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS3428">OneSearch</a> | ROAD | Base</td> </tr> </tbody> </table> <p style="text-align: justify;">Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-hari dapat dijawab. Riset juga memberikan data yang mencatat keefektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan. Perawatan pasien yang didasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan yang diberikan perawat dan cara penyampaiannya didasarkan pada pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan diperbaiki. Perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi lebih percaya diri karena unsur penting dalam praktik keperawatan telah diperoleh.</p> <p style="text-align: justify;">Hasil-hasil riset dalam Jurnal Keperawatan Notokusumo ini, dapat kita gunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian lanjutan, bahan diskusi dengan mahasiswa, maupun bahan untuk pengabdian kepada masyarakat. Akhir kata, kita semua menyadari bahwa masih banyak hal yang harus disempurnakan dalam Jurnal ini. Untuk itu saran serta kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami tunggu. Hanya satu harapan kami berkenaan dengan selesainya jurnal ini yaitu agar lembar-lembar yang ada dalam jurnal ini dapat memberikan manfaat bagi anda pembaca sekalian</p>https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/408TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA: LITERATURE REVIEW2024-04-26T02:44:14+00:00Willem M. Sabarofeksabarofekw@gmail.comAmandus R. YesnathYesnathAmandus@gmail.comMaylar Gurningaa@gmail.comInggerid A. Manopposabarofekw@gmail.com<p>Remaja merupakan masa dimulainya perkembangan organ-organ reproduksi, kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dapat menimbulkan masalah dalam kesehata reprodusi, masalah yang akan timbul jika remaja tidak mengetahui pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi yaitu penyakit menular seksual. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Metode pencarian <em>database</em> menggunakan NIH public Access, Google Scholar yang dibatasi dari tahun Januari 2019 sampai Januari 2024 selama 5 tahun dengan mereview 10 jurnal. Hasil yang ditemukan dalam literatur review ini diapatkan masih banyak sekali sekali pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan reproduksi pada remaja laki laki dan remaja perempuan. Remaja memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang kesehatan reproduksi pada remaja.</p> <p> </p> <p><em>Adolescence is the period when the development of reproductive organs begins. Lack of knowledge about reproductive health in adolescents can cause problems in reproductive health, problems that will arise if adolescents do not have sufficient knowledge about reproductive health, namely sexually transmitted diseases. The aim of the research is to determine the level of knowledge of adolescents about reproductive health. The database search method used NIH public Access, Google Scholar which was limited from January 2019 to January 2024 for 5 years by reviewing 10 journals. The results found in this literature review show that there is still a lot of adolescent knowledge that is lacking regarding reproductive health in male and female adolescents. Adolescents have insufficient and insufficient knowledge about reproductive health in adolescents.</em></p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Willem M. Sabarofek, Amandus R. Yesnath, Maylar Gurning, Inggerid A. Manoppohttps://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/436STATUS ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I: STUDI KORELASIONAL2024-06-07T02:58:14+00:00Eka Oktaviantoekaoktavianto12@gmail.comShifani Nazah Izzatiaa@gmail.comEndar Timiyatunaa@gmail.comSuniarti Sunnyaa@gmail.com<p>Latar Belakang: Pada masa balita, masalah<em> stunting </em>dapat menjadi masalah fatal jika tidak diatasi dengan baik. <em>Stunting </em>adalah masalah kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. Tidak hanya sekedar permasalahan tinggi badan yang terhambat, stunting juga berdampak pada kecerdasan anak. Status ASI yang tidak eksklusif diduga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian <em>stunting</em>. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status ASI eksklusif dengan kejadian balita <em>stunting </em>di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I. Penelitian ini berjenis observasional, menggunakan rancangan <em>case control</em>. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medis Puskesmas Umbulharjo I. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>dengan jumlah 116 balita <em>stunting </em>sebagai kelompok kasus dan 116 balita tidak <em>stunting</em> sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini menggunakan daftar tilik. Data balita didapatkan dari rekam medis. Uji statistik menggukan uji <em>chi square.</em> Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan dari 116 balita <em>stunting</em> 39 balita (33,6%) mendapatkan ASI eksklusif dan 77 balita (66,4%) tidak mendapatkan ASI eksklusif. Dari 116 balita tidak <em>stunting </em>106 balita (91,4%) mendapatkan ASI eksklusif dan 10 balita (8,6%) tidak mendapatkan ASI eksklusif. Balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif cenderung mengalami <em>stunting </em>yakni sejumlah 77 balita (66,4%) dan yang mendapatkan ASI eksklusif yakni sejumlah 106 balita (91,4%). Hasil uji <em>chi square </em>didapatkan nilai <em>p= </em>0,000 (nilai <0,05). Kesimpulanya: ada hubungan antara status ASI eksklusif dengan kejadian balita <em>stunting </em>di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I.</p> <p> </p> <p><em>Background: During toddlerhood, stunting can become a fatal problem if it is not addressed properly. Stunting is caused by a lack of nutritional intake for a long time, resulting in a child's height being shorter than the age standard. It's not just a problem of stunted height, stunting also has an impact on children's intelligence. Non-exclusive breastfeeding status is thought to be one of the factors that can influence the incidence of stunting. Objective: This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding status and the incidence of stunting in toddlers. Method: Observational research with a case control design was used in this research. This research was conducted in the medical records room. The sampling in this study was total sampling with 116 stunted toddlers as the case group and 116 non-stunted toddlers as the control group. This research instrument used a checklist created by researchers to record stunting and breast milk status. Data on toddlers was obtained from medical records. Statistical tests used the chi square test. Results: The results of this study show that toddlers who do not receive exclusive breastfeeding tend to experience stunting, namely 77 toddlers (66.4%) and those who receive exclusive breastfeeding tend not to be stunted, namely 106 toddlers (91.4%). The results of the chi square test obtained a p value = 0.000 (value <0.05). Conclusion: there is a relationship between exclusive breastfeeding status and the incidence of stunting in toddlers. Health workers are expected to be more active in promoting exclusive breastfeeding to prevent stunting.</em></p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Eka Oktavianto, Shifani Nazah Izzati, Endar Timiyatun, Suniarti Sunnyhttps://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/437PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS PADA REMAJA JALANAN DI YAYASAN RUMAH IMPIAN YOGYAKARTA2024-07-16T06:58:37+00:00Endar Timiyatunendartimiyatun25@gmail.comMira Rahmiatiaa@gmail.comEka Oktaviantoaa@gmail.comPipin Nurhayatiaa@gmail.com<p>Remaja jalanan rentan berisiko terhadap berbagai permasalahan karena keterbatasan yang dimiliki. Salah satu permasalahannya ialah kesehatan reproduksi, rata-rata remaja jalanan sudah aktif secara seksual sejak dini, memiliki pasangan seksual lebih dari satu, menganggap kekerasan seksual dan seks komersial adalah hal yang biasa. Selain itu, rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru terutama dikalangan remaja laki-laki yang diimbangi dengan rasa senang, membuktikan cinta dan kasih sayang kepada pasangannya tetapi dengan pengaruh media massa mereka melakukan hal yang mengarah kepada pornografi. Untuk mencegah dampak negatif dan memberikan dasar yang kuat bagi remaja dalam mengambil keputusan, maka perlu diberikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang bahaya seks bebas kepada remaja sejak usia dini dengan media video animasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang bahaya seks bebas pada remaja jalanan di Yayasan Rumah Impian Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain <em>pre experimental </em>(<em>one group pre-posttest design</em>) pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian. Teknik Analisa data menggunakan uji <em>Wilcoxon.</em> kriteria inklusi untuk responden yaitu: remaja yang berusia 14-16 tahun, remaja yang tinggal di jalanan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner pengetahuan mengenai bahaya seks bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p= 0,000 (nilai p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan tentang bahaya seks bebas. Kesimpulannya adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang bahaya seks bebas pada remaja jalanan di Yayasan Rumah Impian Yogyakarta.</p> <p> </p> <p><em>Street teenagers are vulnerable to various problems because of their limitations. One of the problems is reproductive health. On average, street teenagers are sexually active from an early age, have more than one sexual partner, and consider sexual violence and commercial sex to be normal. Apart from that, curiosity and trying new things, especially among teenage boys, is balanced with a sense of pleasure, proving love and affection for their partners, but with the influence of mass media, they do things that lead to pornography. To prevent negative impacts and provide a strong basis for teenagers in making decisions, it is necessary to provide health education regarding knowledge about the dangers of free sex to teenagers from an early age using animated video media. This research aims to determine the influence of health education on knowledge about the dangers of free sex among street teenagers at the Rumah Impian Yogyakarta Foundation. This research uses a pre-experimental design (one group pre-posttest design). In this design, there is one group used for research. Data analysis techniques used the Wilcoxon test. Inclusion criteria for respondents were: teenagers aged 14-16 years, teenagers living on the streets. The instrument used in the research was a knowledge questionnaire regarding the dangers of casual sex. The results of this study show a p value = 0.000 (p value <0.05), which means that there is an influence of health education on knowledge about the dangers of free sex. The conclusion is that there is an influence of health education on knowledge about the dangers of free sex among street teenagers at the Rumah Impian Yogyakarta Foundation.</em></p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Endar Timiyatun, Mira Rahmiati, Eka Oktavianto, Pipin Nurhayatihttps://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/447PENERAPAN SENAM KAKI UNTUK MENGATASI PENURUNAN PERFUSI PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELLITUS: STUDI KASUS 2024-07-10T03:02:20+00:00Chatarina Henny Pramidyastutisiwi_theresia@stikespantirapih.ac.idSiwi Ikaristi Maria Theresiasiwi_theresia@stikespantirapih.ac.id<p>Pencegahan komplikasi pada penderita diabetes militus dapat dilakukan dengan mengubah perilaku kesehatan melalui penanganan farmakologi dan non farmakologi. Latihan senam kaki merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi diabetes karena senam kaki dapat meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan) senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi perifer pada pasien Diabetes Melitus tipe II di Ruang Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta. Subyek yang digunakan adalah dua orang pasien yang dilakukan intervensi senam kaki dengan frekuensi 1 kali sehari dengan durasi 10 - 15 menit selama 3 hari berturut-turut untuk setiap pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sirkulasi darahh memalui pemeriksaan CRT dari 3 detik menjadi 2 detik dan SpO2 yang stabil. Selain itu terdapat peningkatan sensitivitas tajam tumpul dari <em>score</em> 5 menjadi 8 pada kedua kaki serta sensitivitas panas dingin yang konsisten tidak mengalami penurunan. Oleh karena itu perawat hendaknya melakukan edukasi dan memberikan intervensi senam kaki pada pasien yang opname untuk mengatasi masalah keperawatan perfusi perifer tidak efektif yang dapat mengakibatkan komplikasi neuropati perifer yang dapat berdampak terjadinya ulkus diabetikus.</p> <p> </p> <p><em>Prevention of complications in patients with diabetes militus can be done by changing health behavior through pharmacological and non-pharmacological treatments. Foot exercises are an early effort in preventing, controlling, and overcoming diabetes because foot exercises can increase blood flow and improve blood circulation. This case study aims to determine the effect of the application of foot exercises on improving peripheral circulation in type II Diabetes Mellitus patients in the Inpatient Room of Panti Rini Hospital Yogyakarta. The subjects used were two patients who were intervened with foot exercises with a frequency of 1 time a day with a duration of 10 - 15 minutes for 3 consecutive days for each patient. The results of the study showed that there was an improvement in blood circulation through CRT examination from 3 seconds to 2 seconds and stable SpO2. In addition, there was an increase in blunt sharp sensitivity from a score of 5 to 8 on both feet and a consistent cold heat sensitivity that did not decrease. Therefore, nurses should educate and provide foot exercise interventions for patients who are hospitalized to overcome nursing problems of ineffective peripheral perfusion which can lead to complications of peripheral neuropathy which can have an impact on diabetic ulcers.</em></p>2024-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Chatarina Henny Pramidyastuti, Siwi Ikaristi Maria Theresia