https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/issue/feedJurnal Keperawatan Notokusumo2025-07-02T06:06:20+00:00Prima Daniyati Kusumajkn@stikes-notokusumo.ac.idOpen Journal Systems<hr /> <table class="data" style="height: 100%; width: 100%;" width="100%" bgcolor="#E9E9E9"> <tbody> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Nama Jurnal</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong>Jurnal Keperawatan Notokusumo<br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Singkatan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><em>JKN<br /></em></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Prefix DOI</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">-</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Akreditasi</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"> Belum Terakreditasi SINTA</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">ISSN</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210928261074016">2808-1781 (Online)</a> | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1371278659">2338-4514 (Print)</a> <br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Frekuensi Terbitan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">2x Setahun (Juni & Desember)</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Biaya</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Lihat <strong><a href="http://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/AuthorFee"> APC</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Penerbit</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="http://stikes-notokusumo.ac.id/">Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusomo Yogyakarta</a></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Indexing</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan+notokusumo&btnG=">Google Scholar</a> | <a href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS3428">OneSearch</a> | ROAD | Base</td> </tr> </tbody> </table> <p style="text-align: justify;">Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-hari dapat dijawab. Riset juga memberikan data yang mencatat keefektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan. Perawatan pasien yang didasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan yang diberikan perawat dan cara penyampaiannya didasarkan pada pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan diperbaiki. Perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi lebih percaya diri karena unsur penting dalam praktik keperawatan telah diperoleh.</p> <p style="text-align: justify;">Hasil-hasil riset dalam Jurnal Keperawatan Notokusumo ini, dapat kita gunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian lanjutan, bahan diskusi dengan mahasiswa, maupun bahan untuk pengabdian kepada masyarakat. Akhir kata, kita semua menyadari bahwa masih banyak hal yang harus disempurnakan dalam Jurnal ini. Untuk itu saran serta kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami tunggu. Hanya satu harapan kami berkenaan dengan selesainya jurnal ini yaitu agar lembar-lembar yang ada dalam jurnal ini dapat memberikan manfaat bagi anda pembaca sekalian</p>https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/419DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI REMAJA TUNA DAKSA DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA2024-07-02T08:09:17+00:00Nadila Putri Rifaihutasoitmasta@gmail.comMasta Hutasoithutasoitmasta@gmail.com<table width="643"> <tbody> <tr> <td width="484"> <p><strong>Latar Belakang</strong>: Remaja dengan tuna daksa, memiliki keterbatasan saat melakukan berbagai aktivitas sehari hari. Keterbatasan ini dapat menyebabkan remaja tuna daksa merasa dirinya ada yang kurang, atau merasa dirinya berbeda dengan remaja lainnya yang normal, sehingga mereka bisa mengalami stres ataupun putus asa. Peran dan dukungan keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian, kebiasaan bahkan identitas dari seorang remaja tuna daksa. <strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap harga diri remaja tuna daksa di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. <strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Popuasi pada penelitian ini adalah remaja dengan tunadaksa berjumlah 37 responden yang bersekolah di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta berusia 12-22 tahun. Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner harga diri dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Analisis data dengan menggunakan contingency coefficient. <strong>Hasil:</strong> Remaja tuna daksa yang mendapatkan dukungan keluarga cukup mendapatkan nilai harga diri yang cukup sebesar 48,6%. Remaja tuna daksa yang memiliki dukungan keluarga rendah mendapatkan nilai harga diri yang rendah sebanyak 40,5%. Remaja tuna daksa yang memiliki harga diri tinggi juga mendapat dukungan dari keluarga yang tinggi sebesar 10,8%. Hasil dari uji contingency coefficient diperoleh p-value=<0,0001 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan harga diri remaja tuna daksa dan diperoleh nilai r=0,818 yang menunjukkan koefisien korelasi antara kedua variabel memiliki pola hubungan yang kuat dengan arah hubungan yang positif. <strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap harga diri remaja tuna daksa di SLB Negeri 1 Yogyakarta.</p> <p> </p> <p> </p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nadila Putri Rifai, Masta Hutasoithttps://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/700HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONTROL GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA2025-06-24T06:53:53+00:00Hanny Indah Lestarihanyindahlestari@gmail.comSiwi Ikaristi Maria Theresiahanyindahlestari@gmail.comBernadetta Eka Noviatihanyindahlestari@gmail.com<p>Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam tubuh (hiperglikemia) yang disebabkan oleh terganggunya sistem sekresi insulin dan aktivitas fisik yang kurang. Aktivitas fisik yang menjadi salah satu manajemen yang disarankan pada pasien Diabetes Melitus. Aktivitas fisik yang mengacu pada semua gerakan yang teratur terbukti dapat membantu mencegah dan menangani penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus. Tujuan dari pelayanan Diabetes Melitus di Rumah Sakit tidak hanya pengobatan, namun juga pemeriksaan HbA1c yang merupakan pemeriksaan tunggal terbaik untuk menilai resiko terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kadar HbA1c pasien diabetes melitus di Klinik endokrin Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Metode penelitian: desain penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimental, menggunakan pendekatan crosssectional. Sampel penelitian ini adalah 113 responden yang menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan studi dokumentasi kadar HbA1c yang diambil melalui rekam medik pasien. Berdasarkan Hasil penelitian hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus dengan nilai p 0.082 (>0.05). Perawat seharusnya secara rutin memberikan edukasi tentang aktivitas fisik untuk menjaga kadar gula darah tetap di batas yang normal dan tetap skala berkala melakukan pengecekan kadar HbA1c untuk menilai terkait dengan pola makan pada pasien dengan diabetes melitus.</p> <p> </p> <p><strong>Background: </strong>Diabetes is a disease characterized by elevated blood glucose levels (hyperglycemia) caused by impaired insulin secretion and lack of physical activity. Physical activity is one of the recommended management strategies for patients with Diabetes Mellitus. Regular physical activity, which involves any consistent movement, has been proven to help prevent and manage non-communicable diseases such as Diabetes Mellitus. The goal of Diabetes Mellitus care in hospitals is not only treatment but also the monitoring of HbA1c levels, which is considered the best single test to assess the risk of tissue damage caused by high blood glucose levels. <strong>Objective: </strong>To analyze the relationship between physical activity and HbA1c levels in Diabetes Mellitus patients at the endocrine clinic of Panti Rapih Hospital, Yogyakarta. <strong>Method: </strong>This study used a quantitative, non-experimental design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 113 respondents selected through accidental sampling. The instruments used were the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and documentation study of HbA1c levels obtained from patients’ medical records. Based on the results, the study showed no significant relationship between physical activity and HbA1c levels in patients with Diabetes Mellitus, with a p-value of 0.082 (>0.05).<strong> Suggestion:</strong> Nurses should provide education on physical activity to help maintain blood glucose levels within the normal range and regularly monitor HbA1c levels to assess dietary patterns in patients with Diabetes Mellitus.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Hanny Indah Lestari, Siwi Ikaristi Maria Theresia, Bernadetta Eka Noviati