Jurnal Keperawatan Notokusumo https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn <hr /> <table class="data" style="height: 100%; width: 100%;" width="100%" bgcolor="#E9E9E9"> <tbody> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Nama Jurnal</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong>Jurnal Keperawatan Notokusumo<br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Singkatan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><em>JKN<br /></em></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Prefix DOI</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">-</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Akreditasi</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"> Belum Terakreditasi SINTA</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">ISSN</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210928261074016">2808-1781 (Online)</a> | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1371278659">2338-4514 (Print)</a> <br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Frekuensi Terbitan</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">2x Setahun (Juni &amp; Desember)</td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Biaya</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Lihat <strong><a href="http://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/AuthorFee"> APC</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Penerbit</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="http://stikes-notokusumo.ac.id/">Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusomo Yogyakarta</a></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="width: 106.391px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;">Indexing</td> <td style="width: 361.609px; height: 18px; font-family: times, serif; font-size: 12pt;"><a href="https://scholar.google.com/scholar?hl=en&amp;as_sdt=0%2C5&amp;q=jurnal+keperawatan+notokusumo&amp;btnG=">Google Scholar</a> | <a href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS3428">OneSearch</a> | ROAD | Base</td> </tr> </tbody> </table> <p style="text-align: justify;">Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-hari dapat dijawab. Riset juga memberikan data yang mencatat keefektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan. Perawatan pasien yang didasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan yang diberikan perawat dan cara penyampaiannya didasarkan pada pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan diperbaiki. Perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi lebih percaya diri karena unsur penting dalam praktik keperawatan telah diperoleh.</p> <p style="text-align: justify;">Hasil-hasil riset dalam Jurnal Keperawatan Notokusumo ini, dapat kita gunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian lanjutan, bahan diskusi dengan mahasiswa, maupun bahan untuk pengabdian kepada masyarakat. Akhir kata, kita semua menyadari bahwa masih banyak hal yang harus disempurnakan dalam Jurnal ini. Untuk itu saran serta kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami tunggu. Hanya satu harapan kami berkenaan dengan selesainya jurnal ini yaitu agar lembar-lembar yang ada dalam jurnal ini dapat memberikan manfaat bagi anda pembaca sekalian</p> en-US jkn@stikes-notokusumo.ac.id (Prima Daniyati Kusuma) lppm@stikes-notokusumo.ac.id (Technical Support) Wed, 02 Jul 2025 06:06:20 +0000 OJS 3.3.0.8 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI REMAJA TUNA DAKSA DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/419 <table width="643"> <tbody> <tr> <td width="484"> <p><strong>Latar Belakang</strong>: Remaja dengan tuna daksa, memiliki keterbatasan saat melakukan berbagai aktivitas sehari hari. Keterbatasan ini dapat menyebabkan remaja tuna daksa merasa dirinya ada yang kurang, atau merasa dirinya berbeda dengan remaja lainnya yang normal, sehingga mereka bisa mengalami stres ataupun putus asa. Peran dan dukungan keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian, kebiasaan bahkan identitas dari seorang remaja tuna daksa. <strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap harga diri remaja tuna daksa di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. <strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Popuasi pada penelitian ini adalah remaja dengan tunadaksa berjumlah 37 responden yang bersekolah di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta berusia 12-22 tahun. Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner harga diri dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. &nbsp;Analisis data dengan menggunakan contingency coefficient. <strong>Hasil:</strong> Remaja tuna daksa yang mendapatkan dukungan keluarga cukup mendapatkan nilai harga diri yang cukup sebesar 48,6%. Remaja tuna daksa yang memiliki dukungan keluarga rendah mendapatkan nilai harga diri yang rendah sebanyak 40,5%. Remaja tuna daksa yang memiliki harga diri tinggi juga mendapat dukungan dari keluarga yang tinggi sebesar 10,8%. Hasil dari uji contingency coefficient diperoleh p-value=&lt;0,0001 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan harga diri remaja tuna daksa dan diperoleh nilai r=0,818 yang menunjukkan koefisien korelasi antara kedua variabel memiliki pola hubungan yang kuat dengan arah hubungan yang positif. <strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap harga diri remaja tuna daksa di SLB Negeri 1 Yogyakarta.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> </td> </tr> </tbody> </table> Nadila Putri Rifai, Masta Hutasoit Copyright (c) 2025 Nadila Putri Rifai, Masta Hutasoit https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/419 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONTROL GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/700 <p>Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam tubuh (hiperglikemia) yang disebabkan oleh terganggunya sistem sekresi insulin dan aktivitas fisik yang kurang. Aktivitas fisik yang menjadi salah satu manajemen yang disarankan pada pasien Diabetes Melitus. Aktivitas fisik yang mengacu pada semua gerakan yang teratur terbukti dapat membantu mencegah dan menangani penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus. Tujuan dari pelayanan Diabetes Melitus di Rumah Sakit tidak hanya pengobatan, namun juga pemeriksaan HbA1c yang merupakan pemeriksaan tunggal terbaik untuk menilai resiko terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kadar HbA1c pasien diabetes melitus di Klinik endokrin Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Metode penelitian: desain penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimental, menggunakan pendekatan crosssectional. Sampel penelitian ini adalah 113 responden yang menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan studi dokumentasi kadar HbA1c yang diambil melalui rekam medik pasien. Berdasarkan Hasil penelitian hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus dengan nilai p 0.082 (&gt;0.05). Perawat seharusnya secara rutin memberikan edukasi tentang aktivitas fisik untuk menjaga kadar gula darah tetap di batas yang normal dan tetap skala berkala melakukan pengecekan kadar HbA1c untuk menilai terkait dengan pola makan pada pasien dengan diabetes melitus.</p> <p> </p> <p><strong>Background: </strong>Diabetes is a disease characterized by elevated blood glucose levels (hyperglycemia) caused by impaired insulin secretion and lack of physical activity. Physical activity is one of the recommended management strategies for patients with Diabetes Mellitus. Regular physical activity, which involves any consistent movement, has been proven to help prevent and manage non-communicable diseases such as Diabetes Mellitus. The goal of Diabetes Mellitus care in hospitals is not only treatment but also the monitoring of HbA1c levels, which is considered the best single test to assess the risk of tissue damage caused by high blood glucose levels. <strong>Objective: </strong>To analyze the relationship between physical activity and HbA1c levels in Diabetes Mellitus patients at the endocrine clinic of Panti Rapih Hospital, Yogyakarta. <strong>Method: </strong>This study used a quantitative, non-experimental design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 113 respondents selected through accidental sampling. The instruments used were the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and documentation study of HbA1c levels obtained from patients’ medical records. Based on the results, the study showed no significant relationship between physical activity and HbA1c levels in patients with Diabetes Mellitus, with a p-value of 0.082 (&gt;0.05).<strong> Suggestion:</strong> Nurses should provide education on physical activity to help maintain blood glucose levels within the normal range and regularly monitor HbA1c levels to assess dietary patterns in patients with Diabetes Mellitus.</p> Hanny Indah Lestari, Siwi Ikaristi Maria Theresia, Bernadetta Eka Noviati Copyright (c) 2025 Hanny Indah Lestari, Siwi Ikaristi Maria Theresia, Bernadetta Eka Noviati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/700 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EDUKASI MENGGUNAKAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA ANAK SD DI YOGYAKARTA https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/713 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam, mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerugian harta benda, dampak psikologis dan gangguan kesehatan mental yang lebih kompleks. Indonesia merupakan negara yang rentan akan bencana alam seperti letusan gunung berapi Pendidikan siaga bencana merupakan salah satu kegiatan untuk mangantisipasi bencana khususnya pada anak-anak Sekolah Dasar yang dapat dilakukan sedini mungkin pada anak-anak SD. <strong>Tujuan:</strong> Mengetahui pengaruh edukasi kesehatan menggunakan media booklet terhadap pengetahuan kesiapsiagaan anak sekolah dasar. <strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini adalah kuantitatif pra eksperimental, menggunakan pendekatan <em>one group pretest-postest. </em>Sampel penelitian ini adalah 32 responden yang menggunakan teknik <em>proportional cluster sampling. </em>Instrumen yang digunakan adalah media edukasi <em>booklet</em> dan kuesioner kesipasigaan yang dikembangkan oleh penulis. <strong>Hasil: </strong>Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan kesiapsiagaan pada data pre-test dan post-test. Hasil uji Wilcoxon mengonfirmasi adanya perbedaan yang bermakna antara kesiapsiagaan sebelum dan sesudah pemberian media booklet (p value = 0,000), membuktikan bahwa media booklet efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan responden. <strong>Saran: </strong>Sekolah Dasar di Kecamatan Cangkringan dapat membuat edukasi maupun pelatihan mengenai kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi secara rutin sehingga kesiapsiagaan anak dapat dipantau dan ditingkatkan secara berkala.</p> Yosep Putro Pambayun, Arimbi Karunia Estri, Herlin Lidya Copyright (c) 2025 Yosep Putro Pambayun, Arimbi Karunia Estri, Herlin Lidya https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/713 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP KECEMASAN HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD SLEMAN https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/698 <p>Latar Belakang : Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun, usia ini memandang hospitalisasi atau melihat Rumah Sakit merupakan suatu tempat yang menakutkan, sehingga anak mengalami kecemasan jika berada di Rumah Sakit. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di Rumah Sakit, maka besar sekali kemungkinan anak akan mengalami disfungsi perkembangan. Terapi bermain adalah suatu metode psikoterapi untuk membantu anak usia 3-12 tahun mengekspresikan pikiran, perasaan atau emosi mereka dengan lebih baik lewat beragam permainan. Tujuan penelitian : Mengetahui pengaruh terapi bermain Puzzle terhadap kecemasan Hospitalisasi anak pra sekolah di RSUD Sleman. Metode Penelitian : Menggunakan metode pra-eksperimental dengan rancangan one-group pra-post test design. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling Hasil penelitian: Hasil dari Wilcoxon test dari 30 responden terdapat pengaruh terapi bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah sebelum dan sesudah diberikan Intervensi Permainan Puzzle dengan p value = 0,000&lt;0,05 disimpulkan adanya pengaruh yang cukup signifikan pada pemberian terapi permainan puzzle terhadap kecemasan anak akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Kesimpulan: Terdapat pengaruh terapi bermain puzzle terhadap kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah.</p> <p> </p> <p>Background: Pre-school-age children are children aged 3-6 years, this age perceives hospitalization or sees the hospital as a scary place, so children experience anxiety if they are in the hospital. If children experience high anxiety when hospitalized, they will likely experience developmental dysfunction. Play therapy is a psychotherapeutic method to help children aged 3-12 years express their thoughts, feelings, or emotions better through various games. Objective: To determine the effect of Puzzle play therapy on hospitalization anxiety of preschool children at Sleman Hospital. Research Methods: Using a pre-experimental method with a one-group pre-post test design. Data collection using a purposive sampling technique. Research results: The results of the Wilcoxon test of 30 respondents showed the effect of Puzzle play therapy on Hospitalisation Anxiety in preschool Age Children before and after being given Puzzle Game Intervention with P Value = 0.000 &lt;0.05, it was concluded that there was a significant effect on the provision of puzzle game therapy on children's anxiety due to hospitalization in preschool age children at Sleman Regional General Hospital. Conclusion: There is an effect of puzzle play therapy on hospitalization anxiety in preschool children.</p> <p><iframe style="display: none;" src="about:blank"></iframe></p> Agnes Erida Wijayanti, Yongki Umbu Sebu Kuala, Murgi Handari, Retna Ambarwati Copyright (c) 2025 Agnes Erida Wijayanti, Yongki Umbu Sebu Kuala, Murgi Handari, Retna Ambarwati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/698 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA DI SLEMAN YOGYAKARTA https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/711 <p>Status gizi balita menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan status gizi pada anak balita di Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 6-60 bulan di Sleman sebanyak 41 anak yang diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner <em>Child Feeding Questionnaire</em> (CFQ) dan pengukuran berat badan berdasarkan umur (BB/U) menggunakan standar antropometri PMK No. 2 Tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pola pemberian makan yang tepat (97,6%) dan sebagian besar balita memiliki status gizi normal. Analisis menggunakan uji Spearman diperoleh nilai p=0,872 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pola pemberian makan dan status gizi. Dapat disimpulkan bahwa meskipun sebagian besar ibu memiliki pola makan yang tepat, faktor lain seperti pendidikan ibu dan status sosial ekonomi turut memengaruhi status gizi anak.</p> Margareta Alfina Damayanti, Christina Ririn Widianti, Deni Lusiana Copyright (c) 2025 Margareta Alfina Damayanti, Christina Ririn Widianti, Deni Lusiana https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/711 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 LITERATUR REVIEW : HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN DI IGD https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/592 <p><strong>Latar belakang</strong>: Kecemasan adalah respons alami terhadap situasi yang menegangkan, seperti saat anggota keluarga atau pasien dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Komunikasi terapeutik perawat memiliki peran penting dalam mengurangi tingkat kecemasan ini.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi terapeutik dan respons time perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross-sectional, yang mencakup keluarga pasien yang mengalami kecelakaan, serta pasien pra-operatif di beberapa rumah sakit. Instrumen yang digunakan mencakup observasi terhadap respons time, kuesioner komunikasi terapeutik, dan skala kecemasan Zung-Self Rating Anxiety Scale (SAS).</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil menunjukkan data sebanyak 76,7% perawat melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik. Sebagian besar keluarga pasien (60%) mengalami kecemasan dalam kategori sedang. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara respons time, komunikasi terapeutik, dan tingkat kecemasan keluarga (p &lt; 0,05).</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Komunikasi terapeutik yang baik serta respons time yang cepat oleh perawat memiliki pengaruh besar dalam mengurangi kecemasan keluarga pasien. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan praktik komunikasi terapeutik yang efektif dalam menangani kecemasan keluarga dalam situasi kritis.</p> <p><strong>Background</strong>: Anxiety is a natural response to stressful situations, such as when family members or patients are treated in the Emergency Room (ER). Nurses' therapeutic communication plays a crucial role in alleviating this anxiety.</p> <p><strong>Objective</strong>: This study aims to analyze the relationship between therapeutic communication and nurses' response time with the anxiety levels of patients' families in the ER.</p> <p>Methods: The research employed a correlational design with a cross-sectional approach, including families of accident victims and preoperative patients across several hospitals. Data collection instruments included observation sheets for response time, therapeutic communication questionnaires, and the Zung-Self Rating Anxiety Scale (SAS).</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Results:</strong> The findings indicated that 76.7% of nurses exhibited good therapeutic communication. Most families (60%) experienced moderate levels of anxiety. Statistical tests revealed a significant relationship between response time, therapeutic communication, and family anxiety levels (p &lt; 0.05).</p> <p><strong>Conclusion</strong>: Effective therapeutic communication and rapid response times by nurses significantly reduce the anxiety levels of patients' families. Hence, implementing effective therapeutic communication practices is essential for managing family anxiety in critical situations.</p> <p>&nbsp;</p> Indah Prawesti, Amelia Rezki Handayani, Dwi Afrita Sari, I Komang Agung Tri Ardana, Monica Maria Puimano Ikili, Prichilia Ayu Damayanti Copyright (c) 2025 Indah Prawesti, Amelia Rezki Handayani, Dwi Afrita Sari, I Komang Agung Tri Ardana, Monica Maria Puimano Ikili, Prichilia Ayu Damayanti https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/592 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000