Gerakan Masyarakat Peduli Stunting Anak (Gempita): Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Babakan, Nusa Tenggara Barat
Community Movement for Child Stunting Prevention (Gempita): Efforts to Preven Stunting in Babakan, West Nusa Tenggara
Keywords:
balita, ibu hamil, PTM, stuntingAbstract
Abstrak: Program Gerakan Masyarakat Peduli Stunting Anak (GEMPITA) dilaksanakan di Kelurahan Babakan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan tujuan mencegah dan menurunkan angka stunting melalui pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan gizi seimbang. Metode pelaksanaan melibatkan pengukuran antropometri, edukasi masyarakat terkait gizi, pemeriksaan kesehatan ibu dan calon ibu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta pemberian intervensi pangan tambahan berbasis protein hewani. Hasil program menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu terkait stunting dari 20% menjadi 61,3%. Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak juga dilakukan, meliputi tekanan darah, hemoglobin, dan pemberian ASI eksklusif. Program GEMPITA berhasil meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan stunting, yang tercermin dari peningkatan pengetahuan ibu tentang stunting dari 20% menjadi 61,3%, serta partisipasi aktif 137 balita, hingga ibu dan remaja dalam berbagai kegiatan edukasi, pemeriksaan, dan intervensi gizi.
Abstract: The Community Movement for Child Stunting Prevention (GEMPITA) was implemented in Babakan Village, Lombok, West Nusa Tenggara, with the aim of preventing and reducing stunting through community empowerment and balanced nutrition. The program involved anthropometric measurements, nutrition education, health screening for mothers and prospective mothers, promotion of clean and healthy living behavior (PHBS), and the provision of additional food interventions based on animal protein. The results showed a significant increase in maternal knowledge about stunting, rising from 20% to 61.3%. Health screenings included blood pressure and hemoglobin checks, as well as monitoring of exclusive breastfeeding. GEMPITA successfully enhanced public awareness and community engagement in stunting prevention, as reflected by the increased maternal knowledge and the active participation of 137 toddlers, mothers and adolescents in educational sessions, health checks, and nutrition-based interventions.
References
Aridiyah, F.O., Rohmawati, N. and Ririanty, M. (2015), “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban”, E-Jurnal Pustaka Kesehatan, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 90 No. 12, pp. 1809–1817.
Darawati, M., Yunianto, A.E., Doloksaribu, T.H. and Chandradewi, A. (2021), “Formulasi food bar berbasis pangan lokal tinggi asam amino esensial untuk anak balita stunting”, AcTion: Aceh Nutrition Journal, Vol. 6 No. 2, p. 163, doi: 10.30867/action.v6i2.480.
Farhan, K. and Dhanny, D.R. (2021), “Anemia Ibu Hamil dan Efeknya pada Bayi”, Muhammadiyah Journal of Midwifery, Vol. 2 No. 1, p. 27, doi: 10.24853/myjm.2.1.27-33.
Haskas, Y. (2020), “Gambaran Stunting di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vol. 15 No. 2, pp. 154–157.
Hastuty, M. (2020), “Hubungan Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2018”, Jurnal Doppler, Vol. 4 No. 2, pp. 112–116.
Jumiasih, P., Hasanudin, I. and Sulaeman, S. (2021), “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Umur 12-59 Bulan”, Jurnal Kesehatan Panrita Husada, Vol. 6 No. 1, pp. 75–85, doi: 10.37362/jkph.v6i1.533.
Kemenkes RI. (2020), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak, Jakarta.
Kemenkes RI. (2022), “Keluarga Bebas Stunting”. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan RI (InfoDATIN).
Nirmalasari, N.O. (2020), “Stunting Pada Anak?: Penyebab dan Faktor Risiko Stunting di Indonesia”, Qawwam: Journal For Gender Mainstreming, Vol. 14 No. 1, pp. 19–28, doi: 10.20414/Qawwam.v14i1.2372.
Perpres RI. (2021), Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, Jakarta.
Sholikhah, A. and Dewi, R.K. (2022), “Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting pada Anak Balita”, JRST (Jurnal Riset Sains Dan Teknologi), Vol. 6 No. 1, p. 95, doi: 10.30595/jrst.v6i1.12012.
Vaozia, S. (2016), “Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun (Studi Di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan)”, Journal of Nutrition College, Vol. 5 No. 4, pp. 314–320, doi: https://doi.org/10.14710/jnc.v5i4.16426.
Vitaloka, S.W., Setya, D.N. and Widyastuti, Y. (2019), Hubungan Status Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gedangsari II Gunung Kidul, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
WHO. (2018), The State of Food Security and Nutrition in the World 2018: Building Climate Resilience for Food Security and Nutrition. World Health Organization.
Wicaksono, S. (2019), “Angka Kejadian Peningkatan Tekanan Darah (Hipertensi) Pada Lansia Di Dusun 1 Desa Kembangseri Kecamatan Talang Empat Bengkulu Tengah Tahun 2015”, Jurnal Kedokteran RAFLESIA, Vol. 5 No. 1, pp. 1–6, doi: 10.33369/juke.v5i1.8765.
Widyaningsih, W. and Dewi, I.P. (2021), “Hubungan Tekanan Darah Tinggi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak”, MAHESA?: Malahayati Health Student Journal, Vol. 1 No. 4, pp. 333–344, doi: 10.33024/mahesa.v1i4.5476.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Citra Dian Kholisha, Sofian Dwi Arfi, Baiq Apriana Felayati , Novia Maulida, Harisatuljannah, Ni Wayan Dewi Adriani, Arrum Trikomala, Ni Wayan Soma Gustini, Theresia Avila Kurnia, Rostina, Ana Rumasiwe

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.