Implementasi SRSC (Stroke Risk Score Card) pada Profesi Guru Di SMPN 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
SRSC (Stroke Risk Score Card) Implementation in Teachers of Ngaglik I Junior High School, Sleman, Yogyakarta
Keywords:
guru, risiko, skrining, SRSC, strokeAbstract
Abstrak: Stresor yang secara konstan dialami dalam pekerjaan akan berefek pada kesehatan. Interaksi antara faktor personal, non pekerjaan dan pekerjaan akan menimbulkan stress reaction dan stress yang tertumpuk dan berulang dapat mengakibatkan accumulative fatique yang berpotensi untuk menyebabkan penyakit jantung maupun stroke. Guru merupakan salah satu profesi yang rentan mendapatkan stressor dari pekerjaannya karena beberapa hal seperti masalah siswa, beban kerja berlebih, konflik dengan atasan, konflik peran, peran kerja yang ambigu, fasilitas mengajar yang kurang memadai, lingkungan kerja yang kurang nyaman, dan penghargaan kinerja yang rendah.Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengukur risiko stroke pada guru di SMPN Ngaglik I, Sleman. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan meliputi pengurusan izin, pengumpulan dan persiapan bahan, serta koordinasi dengan pihak terkait. Tahap pelaksanaan dengan melakukan skrining stroke menggunakan SRSC (Stroke Risk Score Card) dan melakukan pengecekan kolesterol serta gula darah. Kegiatan diakhiri dengan tahap pelaporan dan evaluasi tingkat keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Didapatkan bahwa resiko stroke pada guru di SMPN Ngaglik I Sleman berada dalam kategori rendah sebesar 12,5%, kategori sedang 58,3%, dan kategori tinggi 29,2%.
Abstract: Stressors that are constantly experienced at work will affect health. The interaction between personal, non-work, and work faktors will cause stress reactions. Stress that accumulates and repeats can result in accumulative fatigue, which can cause heart disease or stroke. Teachers are one profession that is prone to getting stressors from their work. It could be due to several things such as student problems, excessive workload, conflicts with superiors, role conflicts, ambiguous work roles, inadequate teaching facilities, an uncomfortabel work environment, and low-performance awards. The community service activity aims to measure the risk of stroke in teachers at SMPN Ngaglik I, Sleman. The activity is carried out in three stages: the preparation stage, which includes obtaining permits, collecting and preparing materials, and coordinating with related parties. The implementation stage is screening stroke using SRSC (Stroke Risk Score Card), and checking cholesterol and blood glucose. The activity ended with reporting and evaluating the success rate of community service activities. It was found that the risk of stroke in teachers at SMPN Ngaglik I Sleman was in a low score of 12,5%, an average score of 58,3%, and a high score of 29,2%.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Dwi Kartika Rukmi, Rizqi Wahyu Hidayati, Anastasia Suci Sukmawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.